Rabu, 31 Desember 2008

New Year 2009

























Tahun baru 2009, mudah-mudahan ada gairah kehidupan baru, yang belakangan ini agak meredup.

Foto: Ichal dan sepupu (Putri) menyongsong 2009

Rabu, 24 Desember 2008

Meningitis


Azzi adalah seorang anak yang periang, gampang tertawa, tidak rewel, sehat dan segar. Orang lain yang melihatnya pasti ingin segera menggendong atau menciumnya.
Pada hari minggu dini hari lalu, 16 November 2008, entah kenapa Azzi kayaknya gak bisa tidur dan kayak orang yang gelisah. Setelah Bundanya memberikan ASI, Azzi muntah-muntah dan dasar Azzi yang doyan ketawa, dia malah ketawa, jadi kita cuma menyangka dia kekenyangan.
Tapi setelah itu Azzi gak juga bisa tidur, sampai pagi, siang, bahkan sampai sore.
Saya mulai kuatir, menjelang magrib badannya mulai hangat. kemudian setelah magrib kami bawa ke dokter yang buka di hari minggu. Dokter umum itu mendiagnosa bahwa Azzi kemungkinan keracunan karena anak seumuran Azzi doyan memasukkan apa saja ke dalam mulutnya.
Malamnya Azzi tetap rewel dan suhu badannya mencapai 38.5 C. Dan pada dini hari senin 17 November 2008 sekitar jam 2-an suhu badannya mencapai 39.5 C. Kami tambah khawatir dan langsung kami bawa ke RS MITRA.
Di rumah sakit, Azzi langsung ditangani oleh dokter jaga dan melakukan beberapa tes seperti tes darah, urine, kotoran, sampai cairan lambung.
Pada jam 8-an tiba-tiba Azzi kejang-kejang dan langsung saya beritahu dokter yang menjaganya. Pada waktu itu kami sangat khawatir dengan keadaan Azzi. Azzi yang kemarin masih ceria, bercanda, tertawa-tawa, hari ini saya menyaksikan dia terbaring menangis tanpa suara dengan mata yang setengah terbuka. Saya bisa merasakan penderitaannya, walaupun kelihatannya dia tidak sadar, tapi saya lihat matanya terus meneteskan air mata. Saya dan istri saya berdoa sambil menangis melihat keadaannya.
setelah kejadian itu dokter menganjurkan untuk segera dipindahkan ke ruang HCU. kami mengiakan, tapi entah kenapa setelah satu jam lebih Azzi baru benar-benar dipindahkan ke ruang HCU. Kami agak lega melihat Azzi ditangani secara khusus di ruangan tersebut. Tapi Azzi tetap belum sadarkan diri.
Pada malam harinya dokter menganjurkan dilakukan tes untuk diambil sampel cairan otak yang ada pada tulang belakang. Saya mengiakan karena apapun akan saya berikan untuk anak saya.
Tapi Allah berkehendak lain, pada pukul 07.00 keesokan harinya selasa 18 November 2008 Azzi telah berpulang ke rahmatullah, Allah Subhanahu Wata'ala. Innalillaahi wa inna ilaihi roojiuun.
Dokter memvonis bahwa anak saya positif terkena radang selaput otak atau Meningitis.
Azzi yang dua hari lalu masih tertawa, tersenyum, menjerit-jerit, menangis, minta gendong, manyun, cemberut, merayap-rayap di lantai, berguling-guing di kasur, kini saya lihat dia terbaring layaknya anak yang sedang tidur.
Tapi kenapa dia pakai kain putih? kadang-kadang di dalam hati saya masih belum percaya kalau Azzi sudah meninggal. Tidak!! dia cuma sedang tidur!
Saya merasa hidup di dua dunia, antara mimpi dan kenyataan. Tapi inilah kenyataannya kawan... Sesungguhnya segala sesuatu yang berasal dari Allah pasti kembali kepada Allah.

Senin, 22 Desember 2008

Last Moment

Foto terakhir Azzi di Setianegara / Linggarjati - Kuningan - Jawa Barat
18 Oktober 2008

In Memoriam


Avyrrouz Azzibayqis Alfaraby (15 Maret 2008 - 18 November 2008)

Sabtu, 20 Desember 2008

ASSALAAMUALAIKUM

Welcome to my paradise

Hai friends, keluargaku adalah keluarga kecil yang bahagia, walupun ada sedikit prahara. Prahara adalah ujian bagi seorang yang beriman. Ujian-ujian yang membuat kami semakin kuat, karena Allah tidak akan memberikan ujian dimana hambaNya tidak akan mampu untuk menanggungnya.
Putra kami yang kedua, yang kami beri nama sangat hebat ;Avyrrouz Azzibayqis Alfaraby telah kembali kepada Allah SWT pada hari selasa tanggal 18 November 2008 diusianya yang ke 8 bulan.
Walaupun usianya amat singkat, tapi dia telah memberikan banyak kenangan-kenangan yang sangat indah. Tertawa, senyum, menangis, menjerit saat mainannya diambil oleh kakaknya (Ichal), pelukan-pelukan, ciuman, kehangatan pipinya masih terasa.
Dia lagi belajar merangkak, kawan. Lucu saat dia mencondongkan badannya, mencoba menggapai-gapai. Kami sering tertawa gembira setelah dia berhasil menggeser badannya walaupun dengan cara setengah merayap.
Kini pasti dia lebih berbahagia bersama Yang Maha Kuasa.
Kawan, doakanlah kami semoga kami selalu diberi keikhlasan, ketabahan, dan kesabaran. Dan mudah-mudahan anak kami dapat memberi syafaat kepada kedua orang tuanya di akhirat kelak. Aamiin.