Sabtu, 27 Juni 2009

Kisah perselingkuhanku (mudah-mudahan ditiru)

Self story

Pertengahan 2007
Saat pertama kali saya dikenalkan dengan Lina. Waktu itu saya hanya menganggap Lina hanya sebagai obyek keisengan dan petualangan saya untuk hal-hal baru. saya memang sangat suka dengan hal-hal baru, terlebih hal itu memicu adrenalin dan hormon-hormon yang lain. Bukan ingin dianggap sebagai pria sejatinya gudang garam ataupun marlboro, saya lebih suka disebut flamboyan. Bukan flamboyan yang berarti suka memikat hati wanita, tapi cuma karena suka lagu flamboyannya Bimbo.

Jangan terkesima kalau Windy (isteri pertama saya) 'mengijinkan' saya untuk berselingkuh dengan Lina. Siang saya bergaul dan berkumpul dengan Windy, malamnya full time dengan Lina, pembagian waktu yang tidak terasa adil.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disana tertulis jelas bahwa selingkuh adalah : tidak berterus terang, tidak jujur, suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, curang, serong. Tapi saya tidak seperti itu kawan. Selingkuh yang terjadi pada saya belum pernah didefinisikan dalam kamus besar manapun. Saya berterus terang pada isteri pertama saya, saya jujur, saya tidak menyembunyikan apapun, saya cuma membagi cinta saya.

Satu setengah tahun sudah saya menduakan pasangan hidupku. Walaupun saya dan Lina menjalin hubungan dengan diam-diam (tidak mendeklarasikan diri), tapi dasar lelaki flamboyan yang suka menceritakan petualangan-petualangannya
(pertama dengan sesama teman pria saja, yang kemudian melebar ke teman-teman wanita juga).

Tidak ada adu mulut, atau adu otot, apalagi sampai bau darah (mengutip tulisan Vinondini: Nyi Vinon) dalam perselingkuhan ini. Semakin lama saya semakin sayang dan cinta terhadap Lina, perhatian saya sedikit demi sedikit beralih. Di dunia selalu ada dua pasang kalimat, benci dan cinta, imbasnya saya semakin membenci Windy yang materialis, penyakitan, dan segudang kejelekan lainnya.
Saya merasakan banyak kelebihan-kelebihan Lina dibandingkan dengan Windy. Lina jelas seksi, gesit, lincah dan semua yang diidam-idamkan seorang pria (sejati?). Windy semakin tidak seksi, lamban, dan tidak cukup memuaskan seorang pria flamboyan.

Akhir 2008
Saya berniat untuk menceraikan Windy. Cukup banyak tantangan yang akan dihadapi. Mungkin bagi sebagian pria yang berselingkuh, dan kemudian menikahi selingkuhannya, lebih baik mempertahankan dua-duanya daripada memilih salah satu.
Tapi saya bukan bagian dari itu. saya lebih memilih satu, dan bukan satu untuk semua, tapi satu untuk satu awalnya, satu untuk semua akhirnya. (tag kalau bingung)

Jangan tunggu kulit menjadi lebih putih, atau rambut menjadi lebih lurus kalau mau berselingkuh atau berpoligami. (catatan untuk temanku)
Pria sejati yang didefinisikan gudang garam - yang menurut saya hanya sedikit orang - jangan dijadikan acuan. Pria sejati adalah pria yang mempunyai obsesi atau keinginan dan kemudian mencoba untuk meraihnya, jangan cuma dijadikan angan-angan. Kalau punya obsesi selingkuh, selingkuhlah. Rencananakan apa yang akan kamu lakukan, dan lakukan apa yang kamu rencanakan. Kalau tidak tahu apa rencana hidupmu, rencanakanlah untuk mati.

12 Mei 2009
Akhirnya saya resmi bercerai dengan Windy dan hari itu juga saya resmi menikahi Lina.
Tantangan-tantangan (resiko-resiko) itu akhirnya ada benarnya juga. Saya sedikit demi sedikit dijauhi sebagian teman-teman, dan kemudian ditinggalkan. Tapi saya juga mendapat teman-teman baru.
Pria sejati adalah pria yang berani mengambil resiko akan apa yang telah dilakukannya, dan saya terima resiko itu.
Saya tinggalkan anak-anak hasil pernikahanku dengan Windy, dan saya pelihara semua anak-anak yang dibawa oleh Lina.
Jangan berbelas kasihan pada saya, karena saya menikmati itu semua. Saya semakin sayang terhadap Lina dan anak-anaknya. Tidak pernah terbersit satu pikiranpun untuk kembali pada Windy.

Kelak, semua orang yang sadar akan kelelakiannya (kewanitaannya), pasti akan meniru jejakku. Saya yakin seratus persen, 90% pasangan di Asia, khususnya Negara Dunia Ketiga, mempunyai pasangan suami atau isteri yang sudah tidak orisinil lagi. Sangat manusiawi kalau setelah membaca ini Anda sadar bahwa Anda yang mempunyai isteri atau suami yang sudah tidak orisinil lagi, perlu mencicipi bahkan perlu menikahi 'sesuatu' yang sangat orisinil. Kalau bahasa saya terlalu bertele-tele, saya sederhanakan menjadi : "Sebagai laki-laki saya mendambakan seorang gadis yang masih perawan." (orisinil,red.).

Saya tidak perlu mendapatkan piagam atau pulitzer apapun untuk mengajarkan hal yang sangat kontra di masyarakat kita.
Saya merasa takjub, mempunyai pasangan yang sudah tidak perawan atau perjaka dianggap lumrah, dan saya menganjurkan sebaliknya dianggap suatu hil yang mustahal.

Satu lagi, walaupun cuma pria yang selalu saya sebut dalam catatan ini, wanitapun saya anjurkan untuk meniru jejak saya. Mendirikan sebuah biro perselingkuhan atau poligami resmi belum terpikirkan oleh saya. Kalau Anda bimbang atau ragu, jangan segan-segan untuk menghubungi saya, saya akan memberikan tips-tips bagaimana cara berselingkuh yang aman, dan kemudian menceraikan isteri pertama Anda.


(Hidden words: Lina - Linux, Windy - Windows, tidak orisinil - bajakan, pasangan - perangkat lunak)

Selasa, 23 Juni 2009

Just Our Remembral


Ya tuhan kami,

Hari ini kami berkumpul dalam kehusukan dan keihlasan
dihadapan hamparan rezekimu...

Ya tuhan kami,
kau ciptakan kami dari tiada, menjadi ada...
Kemudian kau kembalikan kami kepadamu,...

Ya tuhan kami,
Kehidupan kemi bejalan dan berputar sesuai dengan kehendakmu

Ya tuhan kami,
Hari ini telah sampai usia kami dalam kedewasaan jadikanlah kami menjadi khusuk dan tawaduk dalam menerimah hikmah dan berkahmu
bertambah usia dalam hitungan kami, kerkurang pula usia kami dalam hitunganmu..


Ya tuhan kami,
Panjangkanlah usia kami agar kami dapat hidup dan menjadi bermanfaat bagi ummatmu yang lain
Panjangkanlah usia kami agar kami dapat lebih memandang hidup dengan penuh makna dalam kebesaranmu
Panjangkanlah usia kami agar kami dapat membersarkan anak-anak kami untuk dapat tunduk dan berbakti kepadamu
Panjangkanlah usia kami agar kami dapat lebih bersyukur atas nikmat dan rezeki yang engaku anugerahkan kepada kami.


Ya tuhan kami,
Jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa bersyukur terhadap rezeki dan anugrah yang engaku berikan

Ya tuhan kami,
Terimakasih engkau telah mengangkat kami menjadi makhluk dengan derajat yang tinggi
Terimakasih engkau telah memberikan cahaya keimanan kepada kami agar kami dapat mengenalmu,

Terimakasih ya tuhan kami...

--------------------------
-----------------
Bila Waktu Tlah Berakhir - Opick

bagaimana kau merasa bangga
akan dunia yg sementara
bagaimanakah bila semua hilang dan pergi
meninggalkan dirimu

bagaimanakah bila saatnya
waktu terhenti tak kau sadari
masikah ada jalan bagimu untuk kembali
mengulangkan masa lalu

dunia dipenuhi dengan hiasan
semua dan segala yg ada akan
kembali padaNya

bila waktu tlah memenggil
teman sejati hanyalah amal
bila waktu telah terhenti
teman sejati tingallah sepi

Senin, 22 Juni 2009

Waktuku yang semakin berkurang



Seorang teman berkata, “Saya ingin sekali menulis, tapi saya tidak punya waktu. Saya harus bekerja di siang hari dan harus mengurus anak sebelum dan sepulang kerja. Bagaimana caranya?” Apa jawaban saya? “Memang, siapa yang punya waktu?”

Saya menjawab dengan sebuah pertanyaan, siapa yang punya waktu? Jawabannya adalah semua orang. Semua orang punya waktu. Kita sama-sama memiliki waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Coba siapa yang hanya punya waktu 20 jam sehari? Atau hanya 5 hari dalam seminggu?

Yang membedakan setiap orang, bukan jumlah waktu yang dimiliki, karena semua orang memiliki waktu yang sama. Yang membedakan adalah keputusan setiap orang bagaimana menggunakan waktunya. Saya punya waktu 24 jam, untuk apa saja yang memanfaatkan waktu saya? Anda juga punya waktu 24 jam, untuk apa saja waktu yang Anda punya?

Jujur, sering kali jawaban saya bukan yang mereka (yang merasa tidak punya waktu) harapkan. Saya sendiri tidak tahu jawaban apa yang mereka inginkan. Saya bukannya tidak berempati terhadap orang yang sibuk dengan kewajibannya. Tetapi, kesibukan memang tidak pernah habis, dan semua itu adalah keputusan Anda. Anda mau menggunakan waktu Anda untuk apa.

Toni Morrison, seorang ibu tunggal yang harus mengurus 2 anak dan bekerja untuk menghidupi kedua anak-anaknya memenangkan penghargaan Pulitzer dan hadiah nobel atas tulisannya. Saat ditanya, bagaimana bisa menulis di tengah kesibukannya, dia menjawab:

“Menulis di sela-sela waktu.”

Mungkin ada yang membantah, “Saya tidak punya sela-sela waktu!”

Sekali lagi, terserah Anda. Apakah Anda mau memiliki “sela-sela waktu” atau tidak, semuanya pilihan dan keputusan Anda.

“Tapi, banyak yang harus saya lakukan!” Siapa yang tidak? Semua orang memiliki tugas yang harus dilakukan. Hanya pemalas yang tidak memiliki kewajiban. Hanya pemalas yang banyak memiliki waktu luang. Semua orang, yang sadar akan kewajiban, akan selalu sibuk karena banyak yang harus dilakukan. Hanya saja, apa yang harus Anda lakukan juga ada pilihan Anda.

“Tapi…” Ssst, akan ada banyak alasan yang mengatakan Anda tidak punya waktu. Saya tahu. Mengapa tidak membuat alasan agar Anda bisa menyisihkan waktu? Jika Anda bertahan pada alasan tidak punya waktu, maka Anda akan terus tidak punya waktu. Jika Anda membuat alasan untuk mengambil keputusan menggunakan sebagian waktu untuk hal tertentu, maka Anda pun akan punya waktu.