Penulis tidak menolak menamakan era saat ini dengan periode Hamas. Bahkan banyak sejarawan kita yang melupakan pemerintah-pemerintah yang ada dan mengenalkan periode sekarang sebagai periode munculnya Jamaah Hamas. Jamaah yang mengemban tugas membebaskan Palestina dari orang penjajahan
Apa itu Hamas
Mereka adalah orang-orang yang membawa nyawa mereka di pundak mereka, berjihad di jalan Allah dan tidak takut dan gentar terhadap celaan siapapun.
Mereka adalah orang-orang tugas utamanya membebaskan tanah yang diberkahi Allah untuk semua alam. Orang-orang yang membuang dunia dan hidup di bawah bombardier senjata api, blockade kawan dan lawan. Kalau mau, mereka akan meninggalkan negari mereka dan warganya, kemudian hidup secara individualistic, mereka akan memiliki harta yang banyak. Namun surga telah memenuhi pikiran dan hidup mereka.
Mereka adalah kaum yang mengorbanankan nyawa para pimpinannya yang enggap hidup di istana seperti kebanyakan pemimpin Arab sementara rakyatnya mengalami derita blockade dan pesakitan.
Mereka adalah orang-orang yang membawa Al-Quran dan As-Sunnah, membaca sejarah dan kenyataan, dan memahami arti dari jihad dan perdamaian, dan hukum-hukum perang dan perdamaian, dan mekanisme yang berjuang dan negosiasi, dan memahami cara untuk mengambil factor-faktor dengan tetap penuh tawakal pada Allah. Mereka adalah orang-orang yang membawa misi mengangkap kepala umat Islam, mengembalikan kehormatan mereka yang terampas dan harga diri yang hilang. Semoga Allah membalas mereka dengan balasan yang baik.
Demi Allah, saya bahagia hidup di jaman mereka. Setiap kesedihan merasuk di dalam diri atau luka di belahan bumi Islam lain, kemudian saya khawatir untuk putus ada dan gagal, saya membaca sejarah Hamas dan realitas yang mereka hadapi. Kemudian saya bersemangat kembali. Saya kembali berbahagia dan bersemangat, dan produktif.
Hal ini akan selalu terjadi ketika kita membaca kisah-kisah mujahidin, kaum pengubah dan ulama. Semangat itu pulih ketika kita menelaah kehidupan Alib Arslan, Nouruddin Mahmud, Salaheddin Al-Ayubi, Mudlaffar Qutz, ketika meninjau perikehidupan di Al-Bukhari dan Muslim, Asy-Syafei dan Ibnu Hanbal dan Ibnu Ezz Abdel-Salam, Ibnu Taymiyah.
Hal ini juga terjadi ketika belajar kehidupan Ahmed Yassin dan Rantisi, Abu Shanab, Akl, Yahya Ayyash, Hamas dan Al-Zahar, Hamas dan lain-lain, dan pahlawan umat lainnya.
Ini tidak berarti mereka adalah orang-orang tanpa kesalahan, atau mereka makshum (terjaga dari kesalahan) seperti para nabi. Saya tahu bisa benar bisa salah, bisa berhasil bisa gagal, namun tetap pada akhirnya mereka adalah pertama di kening umat Islam. Saya sedih ketika media-media cetak dan elektronik melakukan perang opini menyerang jamaah ini. Bahkan di media Yahudi saja tidak seperti itu. Banyak tudingan dan kebohongan atas mereka.
Saya sedih tapi tidak terkejut.
Sebab suatu periode dan tempat tidak akan bebas dari orang-orang munafik.
Orang-orang munafik adalah orang-orang dengan nama Islam, dan tinggal di negara-negara Muslim, melakukan beberapa ritual shalat dan puasa, tetapi mereka membawa kedngkian dalam hati melebihi kedengkian Yahudi, Kristen dan atheists
terhadap umat Islam sendiri. Orang-orang kafir telah nyata-nyata memerangi orang mukmin. Namun orang-orang munafik licik untuk menyatakan hal itu. Karenanya mereka bingung dan plin-plan. Mereka shalat tapi benci kepada orang shalat, syahadat tapi membenci orang bertauhid, hidup di negeri muslim namun ingin negerinya jatuh di tangan musuh Islam.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar